Ironis, Menolak Panji Rasulullah, Namun Berdo’a Agar Kelak di Hari Kiamat Berada di Bawah Panji Rasulullah

Oleh : Adi Victoria (Penulis & Aktivis Dakwah)
Alhamdulillah, kita telah berada di bulan Rajab 1438 H. sebuah bulan dimana pertanda Ramadhan al Mubarak sebentar lagi akan kita jumpai. Semoga Allah swt mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan tersebut, serta memberkahi kita dibulan rajab dan sya’ban.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Allahumma baarik lanaa fii rojab wa sya’ban wa ballighnaa romadhan”
(Ya Allah, berkahilah kami di bulan rajab dan sya’ban, serta perjumpakanlah kami dengan bulan ramadhan). Aamien.
Ramadhan adalah bulan dimana umat Islam diwajibkan berpuasa, disamping itu, disunnahkah juga untuk melakukan qiyam Ramadhan (sholat tarawih, red). Biasanya, setelah melaksanakan sholat tarawih –sebelum melaksanakan sholat witir-, di selingi dengan do’a, yakni popular disebut dengan do’a kamilin.
Do’a tersebut redaksi nya :
بسم الله الرحمن الرحيم
أَللّهُمَّ اجْعَلْنَا بِاْلإِيْمَانِ كَامِلِيْن. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْن. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْن. وِلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْن. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْن. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْن. وَبِالْهُدى مُتَمَسِّكِيْن. وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْن. وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْن. وَفِي اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْن. وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْن. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْن. وَعَلىَ الْبَلاَءِ صَابِرِيْن. وَتَحْتَ لِوَاءِسَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْن. وَإِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْن. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْن.  وَمِنَ النَّارِنَاجِيْن. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْن. وَمِنْ حُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْن. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ وَّدِيْبَاجٍ مُّتَلَبِّسِيْن. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ اكِلِيْن. وَمِنْ لَبَنٍ وَّعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْن. بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْن. وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيْقًا. ذَالِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفى بِاللهِ عَلِيْمًا.أَللّهُمَّ اجْعَلْنَا فِيْ لَيْلَةِ هذَاالشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْن. وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْن. وَصَلَى اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن. وَ الْحَمْدُلِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Artinya :
Artinya, “Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban- kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat , yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”
Jelas sekali, bahwa kita berdo’a agar kelak di hari kiamat, kita berada dibawah panji Rasulullah saw.
Sebagaimana juga dalam hadist, kelak di hari kiamat, para nabi akan berad di bawah Panji Rasulullah saw, sebagaimana di dalam hadits disebutkan, bahwa Rasulullah saw bersabda :
أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آَدَمَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ وَلاَ فَخْرَ، وَبِيَدِيْ لِوَاءُ اْلحَمْدِ وَلاَ فَخْرَ، وَ مَا مِنْ نَبِيٍّ يَوْمَئِذٍ آَدَمُ فَمَنْ سِوَاهُ إِلاَّ تَحْتَ لِوَاءِيْ وَ أَنَا أَوَّلُ مَنْ تَنْشَقُّ عَنْهُ الأَرْضُ وَلاَ فَخْرَ.
“Aku adalah pemimpin anak adam pada hari kiamat dan bukannya sombong, dan di tanganku Panji Al-Hamd dan bukannya sombong, dan tidak ada seorang Nabi pun, tidak pula Adam juga yang lainnya ketika itu kecuali semua di bawah benderaku, dan aku orang pertama yang keluar dari tanah/kubur dan bukannya sombong.” (HR. At Tirmidziy, Ibnu Majah dan Ahmad)
Panji Rasulullah saw sendiri, yakni al liwa dan ar rayah sendiri telah secara jelas terdapat di dalam hadits ataupun atsar sahabat.
Sebagaimana riwayat dari Ibnu ‘Abbas ra berkata:
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ –صلعم- كَانَتْ رَايَتُهُ سَوْدَاءَ وَلِوَاؤُهُ أَبْيَضَ

“Rayahnya (panji peperangan) Rasul saw berwarna hitam, sedangkan benderanya (liwa-nya) berwarna putih.”
 (HR at-Tirmidzi, Ibn Majjah, at-Thabrani)
Ibn Abbas ra juga menyatakan:
«كَانَتْ رَايَةُ رَسُولِ اللَّهِ سَوْدَاءَ وَلِوَاؤُهُ أَبْيَضُ، مَكْتُوبٌ عَلَيْهِ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ»
“Panji (râyah) Rasulullah saw. berwarna hitam dan benderanya (liwâ’) berwarna putih; tertulis padanya: Lâ ilâha illalLâh Muhammad RasûlulLâh.” (HR ath-Thabrani)
Jadi, sangat aneh rasanya, jika kegiatan untuk memperkenalkan panji Rasulullah saw di tolak, bahkan oleh mereka yang mengaku sebagai Muslim. Bagaimana mungkin berdo’a memohon kepada Allah –dalam do’a kamilin- agar kelak di hari kiamat berada di bawah panji Rasulullah saw, namun panji beliau sendiri di tolak ketika masih hidup di dunia ini. Wallahu a’alam.[]
#MasirahPanjiRasulullah
#PanjiRasulullah
#IslamRahmatanLilAlamin
#IndonesiaMoveUp

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ironis, Menolak Panji Rasulullah, Namun Berdo’a Agar Kelak di Hari Kiamat Berada di Bawah Panji Rasulullah"

Post a Comment