Kejamnya korupsi
Foto ini saya ambil dari CNBC Indonesia (Muhammad Sabki), foto ini adalah hamparan 450 lebih mobil Trans Jakarta yang menjadi besi tua. Dulu, mobil ini tentu kinclong semua. Sekarang jadi besi tua di lahan kosong.
Jadi begini ceritanya, tahun 2013 di DKI Jakarta, periode gubernur beberapa waktu lalu; mereka membuat tender pengadaan bus transjakarta. Nilainya sekitar 500 milyar. Pemenang diumumkan. Ehh, ternyata, tender itu bermasalah. Ada yang bersekongkol. Pengadilan digelar. Ada yang masuk penjara, ada yang tidak. Semua perjanjian dibatalkan oleh pengadilan. Masalahnya, DKI jakarta sudah bayar 110 milyar buat beli ini mobil sebagai DP, uang muka. Itu duit sudah dibayarkan, dan dibelikan bus2 ini. Ketika ketahuan ada permainan, semua batal, maka lenyap sudah semua. Uang sudah dibayar, bus jadi besi tua.
Itu duit semua. Dan duit milik rakyat.
Kalian mau tahu kejamnya korupsi? Lihatlah hamparan bus ini. Dan ini hanya salah-satu contoh saja. Mari kita bahas secara rinci dampak korupsi terhadap pembangunan:
1. Terbengkalai
Saat ada yang bersekongkol, saat ada yang mengotot sekali, maksa sebuah proyek dilaksanakan karena dia punya kepentingan dan koneksi; maka saat proyek itu akhirnya dilaksanakan, apa yang terjadi? Mubazir. Bangunan megah dibangun, padahal kebutuhannya bukan itu. Ada isinya? Hantu. Berserakan contoh bangunan hantu di negeri ini. Capek2 dibangun dengan uang ratusan milyar atau trilyun, tapi terbengkalai.
2. Mutunya jelek
Ini otomatis. Saat ada korupsi di sebuah proyek pembangunan jelas saja mutunya akan jelek. Karena uang dipakai buat persenan dulu. Jalan misalnya, ketika dibangun lewat proyek korup, dikit2 harus diperbaiki, dikit2 harus diperbaiki; karena perbaikannya pun juga dikorup. Biar tiap tahun dapat jatah proyek perbaikan. Kalian harus tahu, pembangunan jalan adalah idola tukang korupsi, karena tdk kelihatan. Atasnya bisa dibuat mulus, bawahnya jangan tanya. Seharusnya kita waspada sekali dengan dana desa yang dibuat untuk jalan.
3. Tidak efektif
Ada proyek yang akhirnya dibangun, memang tidak terbengkalai, memang tidak jelek mutunya. Tapi tiba di pertanyaan terpentingnya, efektif tidak? Ada nggak sih yang sempat analisis, jika uang itu dbangunkan untuk keperluan lain, boleh jadi lebih efektif.
Segala sesuatu yang dihinggapi virus korupsi, maka berantakan sudah semuanya. Bahkan ketika sebuah proyek dilaksanakan dengan benar2 jujur, belum tentu juga sukses dan bermanfaat, apalagi jika ada yang berkepentingan di sana. Itulah kenapa, dalam proyek pembangunan, sebaiknya memang, singkirkan semua orang politik di sana. Hanya profesional saja yang ikut. Tapi apesnya, aduh, kita terbiasa bagi2 jatah. Dan proyek pembangunan, jelas bagian yang menarik dibagi2 jatahnya.
Kenapa sih semua jadi begini? Bukankah kita saat mau beli sesuatu online saja kita habis2an lihat semua toko online, lihat promo, diskon, bandingin harga, kualitas. Hati2 sekali. Kenapa pas proyek negara mereka tidak melakukannya? Jawabannya sederhana: karena saat kita yang bertransaksi, kita tahu persis itu uang kita sendiri, jadi harus dibelanjakan dengan hati2. Tapi mereka, puuh, mereka tahu persis, itu bukan uang mereka, jadi buat apa pula mikir pusing2? Lebih baik mikirin berapa bagian gue, gue dan gue.
Lihatlah prasasti ratusan bus transjakarta ini. 400 lebih jumlahnya. Ratusan milyar rakyat dirugikan. Ndak ada tuh yang sedih, ndak ada yang minta maaf di televisi bahwa itu harusnya tanggungjawab dia. Padahal kita salah beli barang online sedikit saja, cuma selisih 10.000 misalnya, kita menyesal sekali.
Mereka menyesal? Saya tidak tahu. Mereka mungkin tertawa2 saja, bahkan beberapa sudah naik jabatan tinggi, tinggi sekali.
Demikian.
*Tere Liye
**murid bandel di kelas, jika kalian mau ikutan bandel, bagikan tulisan ini kemana2. biar kalau dihukum, kita disetrap bareng2 nantinya. pastikan kalian fokus ke korupnya, lantas mari bekerja, menyiapkan generasi berikutnya yg lebih jujur, amanah.
***Tere Liye adalah penulis buku politik "Negeri Para Bedebah" dan "Negeri Di Ujung Tanduk"
Kembali pada sistem islam
#khilafahwillriseagain
#abadkhilafah
#returnkhilafah
#khilafahajaranislam
Bismillah
0 Response to "Kejamnya korupsi"
Post a Comment