PERTARUNGAN ANTARA IDEOLOGI ISLAM VS IDEOLOGI KUFUR DAN ARAH VISI PERJUANGAN ISLAM SEJATI



Oleh : Nasrudin Joha

Jika Anda beriman kepada Allah SWT, membenarkan apapun yang dibawa oleh Rasulullah SAW, berarti Anda harus siap meyakini hanya Islam ideologi yang benar, sementara ideologi lain selain Islam adalah batil. Termasuk dalam keyakinan ini, adalah hanya agama Islam yang benar, dan agama lain selain Islam adalah Agama kufur yang wajib dibebaskan, karena telah salah menghamba kepada selain Allah SWT, karenanya perlu didakwahi dan dibebaskan agar kembali hanya menghamba kepada Allah SWT semata.



Karena itu, gerakan politik yang benar hanyalah gerakan politik yang berdiri kokoh diatas ideologi Islam, terikat dengan thoriqoh dan manhaj dakwah Nabi. Ideologi selain Islam sudah pasti salah, sesat dan menyesatkan.

Anda akan bertarung, dengan ideologi ideologi selain Islam baik itu ideologi kapitalisme Sekulerisme, sosialisme komunisme, nasionalisme, nazisme, zionisme, marxisme, maoisme, dan seluruh Isme-Isme selain Islam.

Anda tidak boleh meminta bantuan, atau bekerja sama dengan gerakan-gerakan selain Islam hanya atas dalih mencari kemaslahatan tertentu, karena semua gerakan dan partai yang tidak berideologi Islam tidak akan pernah meletakan visi Islam sebagai cita-cita politik mereka. Semua ideologi selain Islam, baik marxisme, komunisme, sosialisme, nasionalisme, kapitalisme, Sekulerisme, baik yang wujud dalam negara sosialis totalitas, sosialisme demokrasi, atau demokrasi liberal, semua berorientasi pada materi. Standar Kebahagiaan ideologi selain Islam adalah materi, karenanya pragmatisme selalu akan menjadi standar politik yang baku, termasuk menjadi dasar membuat sejumlah manuver manuver politik untuk merealisir kemaslahatan tertentu.

Sementara Islam, telah menetapkan ridlo Allah SWT sebagai tujuan kebahagiaan, halal dan haram adalah standar baku politik Islam. Ideologi Islam, tidak akan mentolerir dan berkompromi atas dalih kemaslahatan tertentu, kemudian mengambil manuver politik dengan menghalalkan yang haram, dan mengharamkan yang halal.

Dalam pandangan ideologi Islam, curang adalah perilaku maksiat, perbuatan curang haram, dan tentu saja haram bagi setiap muslim memberi legitimasi pada kecurangan apalagi mendukung kekuasaan yang diperoleh secara curang. Dalam konteks curang, Islam telah membuat garis jelas tentang haramnya perilaku curang, juga haramnya memberi ucapan selamat atas kemenangan yang diperoleh secara curang.

Sementara politisi sekuler, politisi komunis, politisi nasionalis, dapat membenarkan berkompromi atas kecurangan dengan berbagai dalih : demi persatuan, perdamaian, masa depan bangsa, dll. Bahkan, bagi politisi komunis berlaku curang adalah halal dan wajib, manakala satu-satunya jalan untuk menang adalah dengan curang. Politisi sekuler pragmatis, akan memanfaatkan ucapan selamat, melegitimasi kecurangan dengan target politik tertentu : barter kekuasan, kompensasi sejumlah uang, posisi politik strategis, atau berbagai konsesi kekuasan lainnya sebagai kompensasi atas ucapan selamat dan melegitimasi kecurangan.

Karena itu, kita tidak perlu sedih kehilangan sekutu politik yang pragmatis, yang oportunis, yang seluler dan kspitslistik, apalagi yang jelas bercorak komunistik, sikap yang semestinya diambil oleh orang yang beriman adalah lega dan bahagia. Itu artinya, perjuangan ini sedang dibersihkan, dimurnikan, agar Allah SWT melihat kelayakan pengemban perjuangan Islam sehingga turunlah pertolongan-Nya.

Ingat ! Bagi seorang muslim, kemenangan itu adalah ketika kita tetap Istiqomah berjuang, tetap terikat dengan syariat baik dalam konsepsi global hingga rinciannya, dan memperoleh Nasullloh. Sebab, kemenangan Islam hanya mungkin terjadi karena turunnya pertolongan Allah SWT.

Oleh sebab itu, proses politik sejak Aksi Bela Islam 212, Reuni 212, aksi 21-22 Mei, hingga akhirnya terjadi tragedi Lebak Bulus, semua kejadian itu hikmahnya hanyalah untuk memurnikan perjuangan pergerakan Islam, agar layak mendapat pertolongan Allah SWT.

Tidak perlu sedih dengan rontoknya buah busuk, bukankah jika tetap menggelantung di dahan hanya akan jadi beban ? Tidak perlu mengharap kepada makhluk, karena tawwakal kita hanya layak ditambatkan kepada Allah SWT.

Kita tidak pernah merasa kehilangan, jika yang pergi meninggalkan kita adalah kerikil, batu, dan para pengkhianat yang hanya akan membebani perjuangan. Justru Kita wajib bersyukur, Allah SWT dengan caranya, telah memurnikan perjuangan ini.

Kita juga wajib mengevaluasi, bahwa selain karena Allah dan hanya untuk Allah SWT, perjuangan ini wajib terikat dengan dalil syara'. Pemilu dan Pilpres 2019, cukup menjadi tambahan bukti bahwa demokrasi bukanlah jalan Islam. Demokrasi hanya memberi kebebasan pada Sekulerisme dan komunisme, tidak untuk Islam.

Dinegeri ini, yang diklaim sebagai negara demokratis, yang bebas berekspresi adalah Sekulerisme dan komunisme. Sementara syiar Islam, selalu disudutkan.

Karena itu wahai umat Islam, Fokuslah berjuang dengan mengikuti thariqah dakwah nabi, melalui jalan :

Pertama, Anda harus mengkaji islam secara mendalam. Sehingga, tergambar jelas di benak Anda konsepsi idiil ketika Islam mengatur politik dan negara. Anda, tidak akan berandai-andai, karena pemikiran Islam yang mengkristal itu akan menuntun Anda untuk berjuang, sekaligus menghindarkan Anda dari Resiko pengkhianatan.

Pemahaman Islam yang dalam ini, juga akan membimbing Anda bergerak atas dasar kesadaran, dipimpin oleh kepemimpinan berfikir Islam, tidak tergantung pada tokoh atau figur tertentu. Anda, akan bebas dan leluasa akalnya dibimbing wahyu, untuk berjuang bersama saudara muslim lainnya yang juga akalnya telah ditunjuki wahyu.

Kedua, Anda harus berdakwah, berinteraksi dengan umat, untuk memahamkan umat tentang ideologi Islam yang telah mengkristal dibenak Anda. Anda, wajib membawa umat paham sebagaimana Anda telah memahaminya, menghimpunnya, dan mengajak berjuang bersama-sama untuk menegakan ideologi Islam dalam kehidupan nyata.

Ketiga, Anda harus membongkar makar para penjajah kafir dan penguasa antek. Menunjukan dusta dan pengkhianatan mereka, dan mengajak umat berlepas diri dari mentaati kezaliman mereka.

Sebab, penghalang utama diterapkan kekuasan Islam adalah adanya kekuasan sekuler, kekuasan zalim, yang terus mempertahankan kekuasan dan kezalimannya. Pilar utama kekuasaan adalah legitimasi. Jika kekuasan keropos, tanpa dukungan dan legitimasi, maka cukup hanya dengan dorongan jari telunjuk kekuasan itu akan jatuh, dan hancur berkeping-keping.

Keempat, Anda wajib turut serta memahamkan militer, para jenderal, para ahlul Quwwah untuk mengkaji Islam, membenarkan ideologi Islam dan membela sekaligus melindungi dakwah dan perjuangan menegakan ideologi Islam. Diantara Pilar penopang kekuasan yang penting selain umat, adalah pilar militer.

Jika umat telah setuju dengan upaya penegakan syariah Islam, militer telah mendukung penuh tujuan itu, maka upaya untuk menegakan kekuasaan Islam tinggal selangkah lagi. Ini adalah methode perubahan yang diajarkan Nabi, bukan melalui jalan demokrasi baik dengan turut sibuk terlibat dalam Pemilu atau Pilkada.

Inilah, jalan dakwah sebagaimana dicontohkan Nabi SAW. Beliau membina para sahabat di Mekkah, berdakwah di Mekah, membongkar makar para penguasa Mekkah, mencari dukungan dan pembelaan di Thaif, Bani Kindah, Bani Sho'soah, hingga akhirnya mendapat dukungan dan perlindungan dari militer melalui tangan Jenderal Sa'ad Bin Muadz RA di Madinah. Rasulullah mengikat baiat Aqobah pertama di Mekah, dilanjutkan Baiat Taat kedua. Kemudian, beliau dan para sahabat hijrah dan melakukan deklarasi penubuhan Daulah Islam pertama di Madinah.

Karenanya, saat ini semua elemen pergerakan kemenangan wajib fokus pada target penegakan kekuasan Islam. Kekuasan Islam dimaksud bukan dalam bentuk kerajaan seperti di Arab Saudi, bukan berbentuk Republik Islam seperti di Iran, bukan pula dalam bentuk keemiran seperti di Qatar atau Uni Emirat Arab. Bentuk kekuasaan Islam itu khas, itulah sistem khilafah.

Sistem khilafah inilah, yang telah diwariskan Rasululah SAW kepada para sahabat, Bani Umayah, Bani Abassiyah, hingga terakhir berada pada kekuasan Turki Utsmani yang akhirnya diruntuhkan oleh Mustafa Kemal la'natulloh pada tahun 1924.

Terakhir, Anda tidak bisa memahami semua rincian perjuangan ini kecuali Anda mengkaji Islam kepada kelompok dakwah politik yang memang konsisten memiliki visi melanjutkan kehidupan Islam melalui penegakan institusi khilafah. Sampai disini, Anda paham harus pergi Kemana untuk mengkaji Islam ideologis dalam rangka merealisir tujuan perjuangan. [].

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PERTARUNGAN ANTARA IDEOLOGI ISLAM VS IDEOLOGI KUFUR DAN ARAH VISI PERJUANGAN ISLAM SEJATI"

Post a Comment