MENOLAK SYARIAT ISLAM INDIKASI KEKUFURAN



(Oleh : KH. Hafidz Abdurrahman)

Allah bersumpah

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya [Q.s. Surat An-Nisa' 65]

Imam at-Thabari menjelaskan, "Fa La" (maka tidak), maksudnya tidak sebagaimana yang mereka klaim, bahwa mereka beriman, sementara mereka tidak menerapkan hukum Islam "Wa Rabbika" (Demi Tuhan-Mu, Muhammad), "La Yu'minuna" (mereka sesungguhnya tidak beriman), hingga menjadikan dirimu menjadi pemutus dalam perkara yang diperselisihkan di antara mereka

Tak hanya itu, mereka sama sekali tidak ada keberatan dalam hati mereka. Kalau diminta menerapkan syariat Islam, tidak pernah mengakan, "Iya sih, tapi.." Karena itu menandakan hatinya masih berat. Mereka pun menerima dengan bulat

Begitulah sumpah Allah. Jelas, orang yang menolak syariat Islam, tidak layak disebut telah beriman. Meski mereka mengklaim beriman dan mengklaim sebagai Muslim

Tidak bisa diterima nalar sehat, ketika orang mengklaim dirinya beriman dan memeluk Islam, tapi menolak, membenci dan memusuhi syariat Islam, dan para pengemban dakwah yang berjuang menegakkan syariat Islam

Tapi itulah yang terjadi saat ini. Karena itu, penolakan terhadap syariat Islam, dan perjuangan untuk menegakkan syariat Islam, dengan jelas mengindikasikan kekufuran kepada pemilik syariat, Allah dan Rasul-Nya

Setidaknya nifaq. Mulutnya mengklaim beriman kepada Islam, tapi hatinya membenci syariat Islam. Apapun alasannya sikap nifaq juga mencerminkan kekufuran, meski dibalut dengan keimanan

Semoga Allah meneguhkan keimanan kita, dan menjauhkan kita sejauh-jauhnya dari sikap nifaq, apalagi kekufuran

Inilah zaman fitnah. Kadang seseorang pagi masih beriman, tapi petang sudah berubah

يصبح الرجل مؤمنا، ويمسي كافرا

Seseorang pagi hari masih beriman, tapi petangnya telah menjadi Kafir (disahihkan oleh Albani)

WalLâhu a’lam bi ash-shawâb.[]

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MENOLAK SYARIAT ISLAM INDIKASI KEKUFURAN"

Post a Comment