SEMOGA INI IDUL FITRI TERAKHIR TANPA KHILAFAH



Zainal Abidin bin Nursal

Bagi saya yang mengikuti ketentuan hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 H berdasarkan rukyat global, maka lebaran jatuh pada hari ini, Selasa, 4 Juni 2019.
Berbeda dengan pemerintah negeri ini yang menetapkan lebaran jatuh pada hari Rabu, 5 Juni 2019.

Ternyata masih banyak juga kawan-kawan yang "tErkEjut dan tErhEran-hEEEran" dengan perbedaan ini, tapi tanpa sayur kol tentunya.

Baik, sedikit saya jelaskan.
penetapan 1 Syawal dengan metode Rukyat Global, apabila satu negeri kaum muslimin telah melihat hilal maka ummat Islam di negeri kaum muslimin lainnya juga mengikuti.

Sementara rukyat lokal, tiap-tiap negeri menetapkan 1 Syawal bisa berbeda tergantung pengamatannya masing-masing apakah bulan sudah terlihat atau tidak.

Saya tidak akan membahas mana dalil yang lebih kuat, karena tentunya masing-masing punya landasannya sendiri.

Yang membuat saya tertarik justru ketika saya berlebaran hari ini, ada sedikit komentar bahwa perbedaan tersebut justru memecah belah ummat. Seharusnya seluruh ummat Islam di negeri ini mengikuti ketetapan pemerintah, begitu katanya.

Pertama,
Perlu diingat bahwa permasalahan khilafiyah dalam fiqih membebaskan kita untuk memilih mengikuti mana pendapat ulama berdasarkan dalil yang kita anggap lebih kuat.
Jika memang aturannya diharuskan mengikuti ketentuan penetapan dari sebuah negara, harus kita lihat dulu apakah negara tersebut adalah negara yang berideologikan Islam atau tidak?
apakah negara tersebut berwenang untuk menetapkan keseragaman dalam permasalahan fiqih atau tidak?
Sebuah negara sekuler yang tidak berideologikan Islam tentunya tidak mempunyai kewenangan untuk itu.

Kedua,
Kalau mau membahas "potensi perpecahan" ketika berbeda penetapan 1 Syawal seharusnya kita tidak hanya memandang ummat Islam di negeri ini saja.
Ummat Islam ini adalah ummat yang satu, sehingga persatuan atau perpecahan, bahkan keseragaman yang akan kita persoalkan haruslah merujuk pada kondisi ummat Islam seluruhnya di berbagai belahan dunia.

Jika memang menginginkan keseragaman untuk seluruh ummat Islam dalam menetapkan 1 Syawal, bukankah lebih baik mengikuti metode rukyat global?
Justru sistem negara-bangsa yang dipraktekkan oleh negeri-negeri kaum muslimin saat inilah yang semakin membuat perbedaan dalam masalah ini.

Ketiga,
Walaupun mungkin tiap-tiap negeri kaum muslimin saat ini bisa saja kompak untuk menggunakan metode rukyat global sehingga kedepan nya awal puasa dan lebaran akan serentak di seluruh dunia, tetapi tetap saja akan sulit dilakukan tanpa ada komando dari pemimpin sebuah negara yang menaungi ummat seluruhnya.
Alasan kebebasan untuk mengikuti mazhab dan alasan kedaulatan adalah salah satu penghambatnya.

Tapi bagaimana jika seorang Khalifah, pemimpin seluruh ummat Islam dalam sebuah negara Khilafah mengeluarkan keputusan agar penetapannya serentak untuk seluruh negeri kaum muslimin?
Maka bisa dipastikan ummat Islam di seluruh dunia akan mematuhinya dan berlebaran di hari yang sama.

Keempat,
Jika masalah keseragaman untuk menetapkan hari raya ini saja seperti tak ada habisnya, maka tak usah berharap jika negeri-negeri kaum muslimin yang telah dipisahkan oleh sistem negara-bangsa ini juga akan bersedia kompak dalam membantu membebaskan saudaranya di bumi Syam.

Tak usah berharap jika masing-masing negara akan mengirimkan tentaranya secara total untuk mengusir penjajah yahudi dari Palestina, atau mengusir rezim zhalim assad dari suriah, atau mengusir negara kafir amerika, rusia, atau inggris yang selalu ikut campur di negeri kaum muslimin lainnya.

Tak usah berharap pada OKI, karena OKI bukanlah sebuah Khilafah yang akan menjadi junnah (perisai) bagi kaum muslimin, dan sistem komando dalam OKI bukanlah seperti komando seorang Khalifah yang akan diikuti oleh segenap ummat Islam.

Setiap wilayah negara-bangsa akan kembali kepada dalih sakti nya, yaitu lebih memikirkan kepentingan dan kedaulatan negaranya masing-masing.

Kelima,
Banyaknya persoalan yang dialami oleh seluruh ummat Islam di berbagai belahan dunia ini takkan bisa dipungkiri karena tak diterapkan lagi aturan Islam seluruhnya dalam berbagai aspek, termasuk dalam bernegara.

Layaknya dokter yang mendiagnosa sumber penyakit atau seorang insinyur yang menganalisa sebuah permasalahan, maka solusinya adalah segera hentikan sumber masalahnya. Bukan menyibukkan diri dengan akibat yang timbul karenanya.

Oleh karena itulah, sebagai ummat Islam yang seharusnya bangga dengan aturan agamanya sendiri, jadikanlah Islam sebagai solusi.

Kembalikanlah penerapan syari'ah secara kaaffah yang tidak hanya akan mendepak sistem perekonomian kapitalis yang penuh dengan unsur ribawi, yang tidak hanya akan mengatur interaksi sosial antara pria-wanita sehingga pergaulan bebas dan perzinaan bisa dihindari, yang tidak hanya menerapkan qishas sehingga keadilan dan keamanan bisa terpenuhi, yang tidak hanya menjadikan Islam sebagai landasan perbuatan dan ridha ALLAH sebagai tujuan yang akan dicari, tapi juga menjauhkan diri dari penghambaan terhadap makhluk termasuk dengan segala aturan dan sistem kufur yang bertentangan dengan hukum ALLAH, al-Khaliq dan al-Mudabbir.

Kembalikanlah Khilafah yang tidak hanya akan mengembalikan keseragaman dalam ber-Idul Fitri, tapi juga menjadi perisai bagi darah, nyawa, harta dan kehormatan kaum muslimin.
Sehingga tak ada lagi anak-anak kaum muslimin yang merayakan Idul Fitri dibawah hujan bom dan peluru dari para penjajah.

--------------------------------------

ah, anak-anak di Palestina dan Suriah entah bagaimana kondisi berlebaran mereka hari ini.
Apakah mereka juga mengenakan baju baru, menyantap hidangan lezat dan berkumpul dengan seluruh keluarganya, lalu tidur nyenyak dalam dekapan ibunya, seperti anak-anak kami?

Saya pandangi wajah mereka, anak-anak kami tercinta, bisa saja esok hal yang sama akan menimpa mereka ketika seluruh aturan Islam semakin dijauhkan dari kehidupan bernegara, sehingga kuku para penjajah menancap semakin dalam di negeri ini dan ratusan butir pelurunya akan menembus jantung anak-anak kami.

Demi ALLAH, takkan kami biarkan itu terjadi.
Islam itu tinggi dan tak ada yang lebih tinggi darinya, dan ummat ini akan kuat selama tetap berpegang teguh pada seluruh aturan dari Sang Pencipta dan menerapkannya dalam kehidupan bernegara.

Semoga ini adalah Idul Fitri terakhir tanpa Khilafah.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SEMOGA INI IDUL FITRI TERAKHIR TANPA KHILAFAH"

Post a Comment