Menuju Lokasi Peristirahatan Terakhir Alm.AGH.Sanusi Baco, Lc (Ulama Kharismatik Sul-Sel) di Talawe Kec. Bontoa Kab. Maros


 

Pesan AGH Sanusi Baco pada Pejuang Islam

*Tulisan ini terbit di harian fajar, Senin, 17 Mei 2021

Oleh :
Haris Abu Muthiah
Muballigh PMM P4D Al Markaz Al Islami Makassar

Satu persatu ulama hanif, ulama lurus, ulama yang tidak mementingkan urusan dunia, ulama yang istiqamah dalam dakwah amar nahi mungkar, dipanggil keharibaan Allah SWT. Sebagai seorang mukmin kita semua bersedih atas kepergian mereka. Dari merekalah ilmu agama ini terjaga.

Tahun 2013, KH Bakri Wahid wafat. Kiai Bakri seorang ulama Sulsel berdarah Minang. Juga cukup terkenal. Akrab di telinga masyarakat Sulsel pada era 1980-an hingga 1990-an melalui program dialog menjelang sahur Radio Republik Indonesia (RRI).
Pada 14 Januari 2021 Syekh Ali Jaber juga wafat. Ulama kelahiran Madinah ini menjadi warga Indonesia sejak tahun 2008. Beliau aktif berdakwah hingga dipelosok-pelosok tanah air. Beliau telah melahirkan banyak generasi penghafal Al Quran, termasuk dalam salah satu program televisi untuk mencari anak-anak penghafal Al Quran.
Diakhir Ramadhan kita juga dikejutkan dengan wafatnya KH. Tengku Zulkarnaen. Ulama yang dikenal istiqamah dalam dakwah amar makruf nahi mungkar ini hidupnya dihabis untuk berdakwah dan akan berdakwah hingga akhir hidupnya. Berbagai tantangan dan ancaman beliau hadapi tidak menghalanginya berdakwah.
"Ternyata umat islam ini wisatanya ketika berdakwah, bukan khusus pergi untuk berjalan-jalan. Tidak ada hidup tanpa dakwah, hidup untuk dakwah, dakwah sampai mati, mati dalam dakwah, itulah umat rosullullah SAW," ujar Ustadz Tengku Zulkarnain dalam video youtube yang beredar di media sosial.
Terakhir, warga Sulawesi Selatan tersentak dengan kepergian AGH Sanusi Baco, Lc., tepatnya, Ahad, 2 Syawal 1442. Beliau adalah ulama kharismatik yang dikenal sejuk dan teduh dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah. Konten dan konteks dakwahnya mudah dipahami dan mampu mentajassad dalam hati para pendengarnya.
Pilihan diksi saat berdakwah begitu mengena tapi tidak membosankan. Sekali-kali membuat orang tertawa dengan guyonan khas almarhum. Dalam satu kesempatan khutbah jumat, beliau mengistilah AIDS itu adalah 'anunya' itu digunakan sembarangan'. Sontak saja jamaah tertawa.
Penulis sendiri pernah mendapatkan materi tentang retorika dakwah yang disampaikan langsung oleh almarhum saat pelatihan muballigh ekonomi yang dilaksanakan pasca sarjana UMI Makassar kerjasama Pegadaian Syariah beberapa tahun silam.
Pesan-pesan dakwahnya sungguh sangat dirindukan oleh umat. Salah satu pesan almarhum Anre Gurutta saat menyampaikan takziah atas wafatnya AGH Bakri Wahid 2013 lalu. Pesan ini rasa-rasanya pantas juga dilekat pada beliau.
"Wafatnya seorang ulama berbeda dengan meninggalnya seorang yang kaya raya atau seorang pejabat. Orang kaya meninggal, maka hartanya tidak dibawa serta, bahkan dibagi-bagi. Jika pejabat meninggal, maka jabatannya akan diambil alih orang lain. Jika seorang ulama meninggal, maka dia pergi bersama ilmunya", pesan almarhum kala itu.
Inilah yang diingatkan oleh Rasulullah SAW dengan sabdanya, “Sesungguhnya Allah SWT tidak mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka sesat dan menyesatkan.“ (HR. Bukhari)
Kendati memegang berbagai jabatan penting hingga akhir hayatnya, diantaranya, Ketua MUI Sulsel, imam besar masjid raya Makassar, ketua mustasyar NU Sulsel, tapi beliau bisa mengayomi umat Islam yang berbeda pandangan dengan beliau. Almarhum mampu merangkul semua golongan kendati berbeda mazhab.
Bahkan cerita dari kawan-kawan penjuang Islam, almarhum selain sebagai ulama yang terpandang. Almarhum juga senantiasa memposisikan diri sebagai orang tua yang selalu memberi nasehat dan pesan menyejukkan kepada para pemuda pejuang Islam.
Sejumlah pesan berharga beliau yang ditulis sahabat penulis melalui whatsaap, ustadz Nasruddin Linggi Allo. Pertama, berjuanglah tanpa mengenal lelah karena dunia ini bukan tempat istirahatnya orang beriman, maka sampaikan kebenaran Islam ini apa adanya.
Kedua, berdakwahlah dengan hati yang ikhlas karena pesan dakwah yang berasal dari hati akan sampai ke hati . Ketiga,
kalian masih muda , saya (alm) sudah senja.
Keempat, tetaplah pelihara sikap sopan dan santun seperti ini kepada yang lebih tua atau dituakan. Kelima, tantangan dakwah itu pasti ada maka bersabarlah dan tetaplah istiqomah, karena kenikmatan itu diujung perjuangan .
Wajar saja jika umat Islam merasa kehilangan atas kepergian beliau. Almarhum adalah ulama, seorang pewaris Nabi. Wafatnya ulama berarti hilangnya pewaris Nabi. Wafatnya ulama adalah musibah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama”
(HR al-Thabrani dalam Mujam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Darda’).
Sebagai musibah dalam agama yang diibaratkan oleh Nabi laksana bintang yang padam, tentu kita bersedih ditinggal wafat seorang ulama. Rasulullah SAW sendiri menyatakan bahwa tidak bersedih dengan wafatnya ulama pertanda kemunafikan.
Imam Al-Hafizh Jalaluddin bin Abdurrahman bin Abu Bakar As-Suyuthi dalam Kitab Tanqih Al-Qaul mengutip sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang tidak sedih dengan kematian ulama mIaka dia adalah munafik, munafik, munafik”.
Musibah ini akan dirasakan terutama oleh para pecinta ilmu, orang-orang yang peduli dengan warisan kenabian. Orang-orang yang selama ini mewakafkan hidupnya untuk dakwah. Orang-orang yang mencintai Allah dan RasulNya melebihi dari pada yang lainnya.
Selamat jalan Andre Gurutta, semoga kami semua yang masih muda, yang masih faqir ilmu mampu melanjutkan keilmuanmu, melanjutkan perjuangan dakwahmu, hingga Islam benar-benar bangkit menjadi kekuatan besar yang tak tertandingi. Semoga kelak engkau juga mempersaksikan kami dalam surgaNya, Aamiin.
Pada akhirnya mari kita panjatkan doa terbaik untuk almarhum .
"Wahai Allah, ampunilah dia, kasianilah dia, sejahterakanlah dia dan ampunilah segala dosa dan kesalahannya, hormatilah/mulyakanlah kedatangannya, luaskanlah tempat tinggalnya dan bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun".
"Bersihkanlah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih bersih dari kotoran, gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari yang terdahulu, dan gantikanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik dari pada ahli keluarga yang terdahulu dan peliharalah (hindarkanlah) ia dari siksa kubur dan azab neraka".

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menuju Lokasi Peristirahatan Terakhir Alm.AGH.Sanusi Baco, Lc (Ulama Kharismatik Sul-Sel) di Talawe Kec. Bontoa Kab. Maros "

Post a Comment