KHILAFAH : DIBENDUNG MALAH MELUBER. SIAPA SALAH SIAPA DAPAT BERKAH ?

 

Oleh: *Ahmad Khozinudin*

Sastrawan Politik

Film Jejak Khilafah Di Nusantara (JKDN) emang keren. Setelah terjadi upaya sistematis untuk menggagalkan penayangannya, diskursus Khilafah yang menjadi objek utama narasi film justru banyak diperbincangkan publik.

Upaya untuk membendung opini Khilafah, tak berdaya karena karakteristik sosmed itu MIMO (More In More Out). Ini bukan konsep 5G yang sedang booming, tapi ini terkait kanal sosmed yang bejibun, sehingga menutup satu kanal tidak menjamin konten tidak akan keluar (bocor) dari kanal lainnya.

Film JKDN secara substansi ingin menampakkan jejak Khilafah dan Nusantara. Dengan jejak ini, Umat Islam di Nusantara akan menyadari, bahwa perjuangan penegakan syariah Islam dalam bingkai Daulah Khilafah bukanlah perjuangan a historis.

Bahkan, ia adalah kelanjutan perjuangan dari para ulama dan mujahid Islam, para pahlawan Islam pendahulu. JKDN, makin mengokohkan basis argumentasi perjuangan Khilafah khususnya di Nusantara.

Khilafah bukan saja kewajiban Syar'i, tetapi juga sebuah fakta sejarah yang mustahil di ingkari. Khilafah bukanlah utopia, melainkan pernah eksis di pentas sejarah peradaban manusia selama 13 Abad lamanya.

Rupanya, bendungan itu setelah tak mampu menutup kebocoran narasi JKDN melalui berbagai platform sosial media, kini arus besar opini Khilafah makin MELUBER tak terbendung lagi. Aksi 'sabotese' Film JKDN, hanyalah menunda hempasan gelombang, mengumpulkan seluruh riak dan akhirnya bendungan itu jebol. Gelombang Khilafah, meluber menyapu seluruh daratan yang dilaluinya.

Setidaknya, itulah ilustrasi sederhana yang dapat menggambarkan tayangan TV One pada Kamis malam (27/8). TV One mengadakan wawancara eksklusif dengan Jubir HTI dan Sutradara film JKDN Nico Pandawa, termasuk menghadirkan Azyumardi Azra dan Marsudi Syuhud sebagai pembanding.

Namun, pemaparan Azyumardi Azra terkait Khilafah selain Abu Bakar RA dan Umar RA bukan Khilafah, justru mendeligitimasi posisinya sebagai tokoh dan intelektual Islam. Sebab, pernyataan ini bertentangan dengan pandangan Ulama yang lebih kredibel seperti Imam Suyuti yang menyebut periode pasca Kulafaur Rasyidin adalah Kekhilafahan Islam.

Lebih jauh, Azyumardi Azra juga mengingkari apa yang pernah ditulisnya dalam bukunya. Yang menyatakan Turki Utsmani adalah kekhilafan Islam yang terbentuk pasca futuhat konstantinopel.

Orang seperti Azyumardi Azra ini jika meriwayatkan hadits pastilah haditsnya mungkar. Bukan saja bertentangan dengan pendapat ulama lain yang lebih kredibel, bahkan penuturannya justru bertentangan dengan apa yang ditulisnya.

Hal ini wajib menjadi perhatian bagi siapapun yang membaca dan mengutip substansi bukunya. Khawatir, suatu saat apa yang ditulisnya akan diingkari lagi sebagaimana dalam kasus terminologi Khilafah ini.

Adapun Marsudi Syuhud, pendapatnya lebih tak layak lagi dibahas. Sebab, bagaimana mungkin bicara berbusa tentang film JKDN tetapi belum pernah menontonnya ? Pandangan yang sifatnya testimoni de auditu, Qola Wa Qila, tidak layak untuk menjadi sandaran kebenaran.

Meskipun tema yang diambil TV One tendensius "HTI Menyelinap Di Film Jejak Khilafah ?", Namun secara opini tayangan TV One semakin melambungkan Opini Khilafah termasuk HTI. Melalui tayangan TV One ini, dakwah justru bisa "ngalap berkah" dengan menjelaskan kepada publik tentang Khilafah apa adanya, sekaligus mengklarifikasi berbagai kekeliruan.

Semua orang yang selama ini dipasung oleh terminologi Khilafah ala rezim yang dibuat menakutkan, horor, dituturkan layaknya ISIS, akan mencari tahu kebenaran Khilafah yang sesungguhnya. Ini menjadi "pasar baru" bagi pengemban dakwah untuk semakin memasifkan dakwah Khilafah ditengah Umat.

Adapun mereka yang selalu menghalangi umat dari Khilafah, membuat opini dan propaganda busuk terhadap Khilafah dan para pengembannya, mereka akan menemui kegagalan sebagaimana para pendahulunya.

Saat Rasulullah SAW membawa misi Islam, seluruh kabilah Arab dan pendatang dari luar Mekah, didatangi kafir Quraisy agar menjauh dari Muhammad SAW, karena Muhammad membawa sesuatu yang menyesatkan. Namun, propaganda busuk ini justru membuat banyak kalangan yang semakin penasaran dan mencari sumber sahih untuk mengenali kebenaran risalah Islam yang dibawa Muhammad SAW.

Jadi Khilafah makin meriah, dakwah makin berkah, siapa yang salah ? Otoritas yang MEMBREIDEL film JKDN ? TV One yang menayangkan dialog dengan Jubir HTI dan  Sutradara film JKDN ? Sosmed yang tak terkendali ?

Sudahlah, tak usah menyalahkan siapapun. Ini semua adalah skenario Allah SWT. Khilafah akan tegak sebentar lagi, semua rencana telah Allah SWT persiapkan. Sementara kita, hanya tinggal melakoni. [].

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KHILAFAH : DIBENDUNG MALAH MELUBER. SIAPA SALAH SIAPA DAPAT BERKAH ?"

Post a Comment