Duka SJ182, Duka Kita Semua



Viralnya tulisan saya tentang 8 anggota keluarga yang pulang dengan kapal laut kemarin, tentu saja bukan sebuah skenario yang sengaja saya ciptakan. Apalagi sampai memanfaatkan momentum untuk "pansos" alias panjat sosial sebagaimana yang mulai banyak dituduhkan kepada saya, sungguh sebuah ketidakpatutan.

Bahkan sudah muncul versi video yang sudah tidak lagi sesuai dengan substansi tulisan aslinya, mereka lakukan demi konten yang memikat, dengan clickbait yang menjebak dan viewer yang melonjak. Terlalu.

Tulisan saya tersebut jelas sekali semata-mata untuk menyampaikan hikmah dan pelajaran berharga, bagaimana Keputusan Allah (Qadha) menguasai manusia.

Bagaimana manusia hanya bisa berusaha semampunya, pada wilayah yang hanya dikuasainya. Berikhtiar dengan melakukan Test PCR agar dipastikan sehat dan dapat terbang, tentu saja menjadi perhitungan amal sholeh atas ikhtiarnya menyelamatkan diri.

Adapun Qadha yang telah terjadi, yaitu jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ182 yang ditumpangi, sudah tidak lagi berada di wilayah yang mereka kuasai.

Semua sudah menjadi Keputusan Allah, sudah sempurna segala ikhtiar, baik itu dari Pilot, Kru yang bertugas serta ATC maupun dari seluruh penumpang. Telah tunai pula usia dan rizki dari Allah atas mereka. Innalillahi wa innailayhi roji'un. Semoga Allah terima amal ibadah mereka dan semoga para keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi musibah yang merundung duka segenap negeri ini.

Adapun nasib para calon penumpang yang selamat, pun sudah menjadi Keputusan Allah. Memilih untuk tidak melakukan Test PCR dikarenakan biaya yang tinggi, ditambah harus diakumulasikan seluruh anggota keluarga yang akan terbang, membuat mereka memilih alternatif dengan kapal laut. Tentu saja ini juga merupakan ikhtiar terbaik agar tetap dapat pulang ke kampung halaman, walau dengan jalan berbeda, sebuah jalan terbaik yang juga masih sanggup manusia kuasai.

Bisa saja saat melakukan perjalanan laut, justru mengalami musibah sebagaimana yang menimpa saudara-saudara di SJ182. Mudah saja bagi Allah untuk mengatur semua ini, Semua bisa terjadi atas Kehendak-Nya, yang sudah tidak lagi mampu manusia kuasai.

Kini, apa yang dialami oleh keluarga saya, tentu saja merupakan sebuah keberuntungan yang patut kami syukuri tiada terkira, tanpa sedikitpun mengurangi rasa duka yang mendalam atas musibah yang terjadi pada SJ182, yang batal mereka tumpangi.

"...boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. 2:216)


#PrayForSJ182

TULISAN SEBELUMNYA YANG VIRAL



Pagi ini, saya menjemput Ibu mertua, adik ipar dan istrinya, serta keponakan-keponakan yang baru tiba dari Jakarta, rombongan berjumlah 8 orang.

Semestinya, mereka pulang dengan pesawat udara Sabtu sore kemarin dengan penerbangan Sriwijaya SJ-182, tiket sudah dibeli sekira semingguan sebelumnya.

Setelah mengetahui biaya Test PCR yang teramat sangat mahal, dan melalui perdebatan panjang di WAG keluarga, diputuskan pulang dengan kapal laut saja, KM Lawit jadi pilihan, harga tiketnya murah, hanya 220ribuan/orang.

Rombongan bertolak dari pelabuhan Tanjung Priok pada Jumat, 08/01 pukul 17.00 dan dijadwalkan tiba di Pontianak pagi ini pukul 10.

Sudahlah... Tiket pesawat hangus ikhlaskan saja, daripada harus membayar lagi 1.200.000/orang untuk Test PCR, total 9.600.000 yang harus dirogoh.

Allah-lah sebaik-baiknya pengatur skenario kehidupan manusia.

Qadarullah, pesawat Sriwijaya SJ-182 yang semestinya mereka tumpangi, hilang kontak setelah 4 menit take-off dari Seotta, Sabtu 09/01 pukul 14.40.

Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya untuk para korban. Semoga berpulang ke Rahmatullah dengan husnul khotimah, dan bagi keluarga korban agar senantiasa diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menerima musibah yang sama-sama tak kita inginkan ini.

Alhamdulillah, kapal laut KM Lawit yang ditumpangi Ibu mertua, adik ipar dan istrinya, serta keponakan-keponakan, baru saja tiba di Pelabuhan Pontianak dalam keadaan selamat.

Cukuplah Allah sebagai tempat berserah diri.

#PrayForSJ182 #SJ182 #KMLawit #Pontianak

Sumber : https://www.facebook.com/atmabudi

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Duka SJ182, Duka Kita Semua"

Post a Comment